Alasan Keamanan, Pembangunan RS Mayapada Pindah ke Buah Batu

Mayapada Healthcare akhirnya jadi mendirikan rumah sakit di Kota Bandung. Namun, lokasinya pindah ke Jalan Terusan Buah Batu di lahan kosong dekat perempatan.

Alasan Keamanan, Pembangunan RS Mayapada Pindah ke Buah Batu
Pembangunan RS Mayapada
INILAH, Bandung - Mayapada Healthcare akhirnya jadi mendirikan rumah sakit di Kota Bandung. Namun, lokasinya pindah ke Jalan Terusan Buah Batu di lahan kosong dekat perempatan.
 
Sebelumnya, rumah sakit tersebut rencananya dibangun di Jalan Sudirman dengan memanfaatkan bangunan milik Bank Mayapada. Namun, karena tak memenuhi standardisasi keamanan, hal itu urung terlaksana.
 
"Bangunan lama itu bangunan tua, jadi untuk gempa bumi ga lulus. Jadi mau ga mau kita biarkan karena keadan sekarang jadi melihat kondisi Indonesia kita rentan gempa bumi. Jadi jangan sampai rumah sakit malah rubuh, lebih baik kita cari tempat lebih leluasa‎," kata Jonathan Tahir, Group CEO Mayapada Healthcare saat peletakan batu pertama rumah sakit Mayapada di Jalan Terusan Buah Batu, Bandung, Kamis (6/12).
 
‎Jonathan menuturkan, untuk pembangunan rumah sakit ini Mayapada diperkirakan bakal menggelontorkan uang sebesar Rp700 miliar. Dengan dana tersebut, dia menjamin bakal memberikan kualitas layanan dan fasilitas rumah sakit yang terbaik di Kota Bandung.
 
"Kami berharap kita akan membangun fasilitas dan alkes terbaru dan tercanggih. Salah satunya kita mau bangun investasi bidang onkologi di mana itu masuk ke ‎adioterapi," cetusnya.
 
Untuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan terlibat, Jonathan juga akan merekrut orang terbaik di setiap bidangnya. Menurutnya, sekitar 100 dokter dan 200 perawat handal bakal dicari untuk ikut bergabung di rumah sakit swasta ini.
 
‎"Bandung kita memastikan setiap rumah sakit yang kita bangun harus jadi yang terbaik, kita perlu dukungan dari para profesor dokter terbaik. Jadi kita akan mencoba mengajak mereka untuk bergabung dan berkarya di rumah sakit Mayapada," ujarnya.
 
Jonathan menyatakan Rumah Sakit Mayapada ini ‎dirancang menyediakan 300 ranjang pasien. Dia menegaskan pelayanan optimal juga akan diberikan kepada pengguna program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS).
 
Perihal keterlambatan pembayaran dari BPJS yang selama ini terjadi, Jonathan menyatakan hal tersebut tak lantas membuatnya khawatir. Sebab, menurutnya, Mayapada bisa mengelola keuangan tanpa harus terlalu bergantung pada BPJS.
 
"Kami beruntung bahwa kami secara grup keuangan masih sangat oke. Jadi memang agak sedikit terhambat tapi bukan sesuatu yang membikin kami khawatir. Lebih cepat lebih baik tapi kami mengerti di BPJS dan pemerintah ada kendala-kendala tertentu, kalau kami siap mendukung saja," bebernya.
 
Pembangunan rumah sakit Mayapada ‎ditargetkan selesai pada 2019 mendatang. Mulai pertengahan tahun depan, proses menjaringan pegawai akan dimulai selama enam bulan.
 
Jonathan optimistis rumah sakit Mayapada mampu bersaing di Kota Bandung. ‎Sebagai andalannya, dia bakal memberikan pelayanan maksimal untuk para pasien.
 
"Bisnis rumah sakit itu masalah kepercayaan, jadi yang kita buru adalah ‎kepercayaan kepada masyarakat, kalau sudah ada kepercayaaan masyarakat akan datang. Bisnis rumah sakit beda dengan properti dimana kita taroh iklan, butuh kepecayaan, bisnis ini memang butuh waktu, jadi bisnis jangka panjang," pungkasnya. 
 


Editor : inilahkoran