Dulu Ditolak Ade Yasin, Proyek Cable Car di Kawasan Puncak Digulirkan Lagi oleh Kemenparekraf

Pernah ditolak Bupati Bogor non aktif Ade Yasin, wacana pembangunan cable car atau kereta gantung di Kawasan Puncak kembali digulirkan oleh pemerintah pusat.

Dulu Ditolak Ade Yasin, Proyek Cable Car di Kawasan Puncak Digulirkan Lagi oleh Kemenparekraf
Pernah ditolak Bupati Bogor non aktif Ade Yasin, wacana pembangunan cable car atau kereta gantung di Kawasan Puncak kembali digulirkan oleh pemerintah pusat./INILAH-Reza Zurifwan
INILAHKORAN, Puncak-Pernah ditolak Bupati Bogor non aktif Ade Yasin, wacana pembangunan cable car atau kereta gantung di Kawasan Puncak kembali digulirkan oleh pemerintah pusat.
Jika, sebelumya yang menggulirkan program tersebut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), kini digulirkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
"Pengguliran kembali program Cable Car atau Kereta Gantung oleh Kemenparekraf masih wacana lagi, masih dibahas kemungkinannya apakah sesuai rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor," ucap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor Deni Humaedi kepada wartawan, Senin, (05/09/2022).
Deni Humaedi yang pernah menjabat sebagai Camat Cisarua ini menuturkan belum mengetahui titik stasiun cable car, namun ia mendengar stasiun terakhirnya di Gunung Mas, Cisarua.
"Yang saya tau transportasi cable car hingga Gunung Mas, kalau dulu stasiun terakhirnya di Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor, Desa Cibeureum, Cisarua. Saya sih berkeinginan bahwa cable car ini menghubungkan transportasi antar objek wisata," tutur Deni Humaedi.
Wacana pembangunan cable car atau kereta gantung pernah ditolak Bupati Bogor Ade Yasin, hal itu karena dianggap bukan merupakan solusi kemacetan lalu lintas di Kawasan Puncak.
"Cable car atau kereta gantung hanyalah objek wisata, dan bukan solusi permasalahan kemacetan lalu lintas karena tidak digunakan orang yang ingin pergi ke Kabupaten Cianjur, Kota Bandung dan sekitarnya," kata Bupati Bogor Ade Yasin kepada wartawan, Senin, (22/03/2022).
Bupati Bogor Ade Yasin menjelaskan, besar anggaran pembangunan cable car atau kereta gantung yang bisa menelan biaya hingga Rp 7 triliun juga terlalu mahal, ia pun lebih memilih pembangunan Jalan Poros Tengah Timur (PTT) atau Puncak II.
"Ketimbang bangun cable car, mending bangun Jalan PTT atau Puncak II yang menghubungkan Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor dengan Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, dimana biayanya bisa kurang dari Rp 1 triliun," jelasnya.
Informasi yang dihimpun Inilah Koran, mode transportasi cable car atau kereta gantung, bakal memiliki armada, setidaknya 68 buah atau kabin dan hanya membutuhkan waktu 15 menit perjalanannya dari Gadog hingga Cisarua. (Reza Zurifwan)***


Editor : JakaPermana