Empat Tahun, Pemprov Salurkan Rp14,5 Triliun untuk Desa

Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa mengklaim penyerapan dana untuk desa di Jabar sudah maksimal. Tercatat sejak 2015-2018, angaran untuk 5.312 desa tersebut mencapai Rp14,5 triliun.

Empat Tahun, Pemprov Salurkan Rp14,5 Triliun untuk Desa
INILAH, Bandung – Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa mengklaim penyerapan dana untuk desa di Jabar sudah maksimal. Tercatat sejak 2015-2018, angaran untuk 5.312 desa tersebut mencapai Rp14,5 triliun.
 
"Ini membantu menurunkan angka kemiskinan, menurunkan angka pengangguran, dan menurunkan angka kesenjangan di Jabar," ujar Iwa di sela acara pembukaan Pameran Produk Unggulan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di Cihampelas Walk Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Sabtu (15/12/2018).
 
Dari jumlah Rp14,5 triliun, lanjut dia, khusus untuk pembangunan fisik telah dibangun 15, 2 kilometer, jembatan 22, 9 kilometer dan 804 unit pasar desa. Juga ada 2.806 kegiatan yang mendorong terjadinya satu kemajuan di desa.  
 
Berkaca dari data dan fakta tersebut, pihaknya memiliki keyakinan bahwa pusat kegiatan ekonomi itu ada di desa. "Bilamana desa maju, pertumbuhan ekonomi Jabar otomatis akan meningkat," imbuhnya.
 
Diketahui, pada Triwulan III tahun 2018, ekonomi Jawa Barat tumbuh sebesar 5,58% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17%. Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat triwulan III tersebut didominasi oleh dukungan lapangan usaha.
 
Dengan adanya aktivitas ekonomi Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), lanjut dia, akan mendongkrak kemajuan di Jabar. Terlebih Pemprov Jabar memiliki program pemberdayaan lewat Satu Desa Satu Perusahaan. Dia optimis percepatan kemajuan ekonomi masyarakat Jabar akan kian dirasakan.
 
"Jadi sebetulnya dengan satu perusahaan di mana milik desa juga ada perusahaan lainnya yang akan ikut. Seperti halnya satu industri, satu usaha mengenai makanan maka akan ada industri 5 sampai 50 industri lainnya yang ikutan," paparnya.
 
Iwa menuturkan, Pemrov Jabar saat ini tak melulu mengandalkan dana APBD atau APBN untuk mendorong kemajuan desa. Namun bisa mengakses ke pusat pendanaan, seperti Bank.
 
"Kalau hanya mengandalkan dari APBD atau APBN tentu akselerasinya tak akan secepatnya kita rasakan," ungkapnya.
 
Pemrov Jabar juga punya upaya lain guna memfasilitasi desa agar berkembang di sektor ekonomi. Salah satunya yaitu menggelar pelatihan. Baik itu pelatihan tata kelola keuangannya, kemampuan bagaimana mengemas kemasan produk, pelatihan teknologi juga manajemennya.
 
"Maka dengan waktu relatif singkat aktivitas ini bisa meningkatkan ekonomi di desa, sehingga enggak usah ada lagi urbanisasi, di desa sudah tersedia lapangan kerja," katanya.
 
Iwa mengatakan, untuk mengoptimalkan kemajuan desa ini memang seluruh pihak memiliki peran. Tak terkecuali akademisi yang memang menjadi salah satu sektor penting. 
 
"Kita akan terus lakukan di desa, inilah cara yang terbaik untuk cara cepat mensejahterakan masyarakat Jabar," pungkasnya.


Editor : inilahkoran