Meski Berpotensi Besar Raup Cuan, Pemasaran jadi Kendala Kopi Bursel Kembali Go Internasional

Bagi para pecinta kopi belum lengkap rasanya jika tidak mencicipi kopi khas Desa Cipada, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Meski Berpotensi Besar Raup Cuan, Pemasaran jadi Kendala Kopi Bursel Kembali Go Internasional
Bagi para pecinta kopi belum lengkap rasanya jika tidak mencicipi kopi khas Desa Cipada, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB)./Agus Satia Negara

 INILAHKORAN,  Ngamprah - Bagi para pecinta kopi belum lengkap rasanya jika tidak mencicipi kopi khas Desa Cipada, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Dikenal dengan sebutan Kopi Burangrang Selatan atau Bursel, kopi dari desa di bawah kaki Gunung Burangrang ini nyatanya sempat go internasional dalam acara World of Coffee 2019 di Jerman.

Kala itu, Kabupaten Bandung Barat mewakili Indonesia bersama Flores untuk mengikuti perhelatan akbar tersebut. Seperti diketahui, Bandung Barat memiliki tiga jenis kopi, di antaranya Gunung Burangrang, Gunung Tangkuban Perahu dan Gununghalu.

Baca Juga : Sejuknya Suasana Bukit Senyum, Hidden Germ di Bawah Kaki Gunung Burangrang

Kopi Bursel ini telah dikembangkan sejak 2009 oleh 201 petani yang juga warga Desa Cipada.

Kendati demikian, nama Kopi Bursel khas Desa Cipada ini kian meredup. Bahkan, gaungnya pun nyaris tak terdengar lagi. Hal itu disebabkan persaingan di industri kopi yang sulit dihindari dan keterbatasan dalam memanfaatkan digital marketing yang belum dikuasai.

Padahal, untuk pasar ekspor kopi Bursel sebelumnya sempat tembus negara-negara Eropa, seperti Jerman dan Belgia, sedangkan Asia ke Korea Selatan serta wilayah Timur Tengah, seperti Kuwait. Sedangkan untuk pasar lokal, baru mencakup wilayah Ciwidey dan Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Baca Juga : Kader Muda Golkar Jabar Nilai Sahrul Gunawan Layak Diusung di Pilgub Jabar 2024

“Untuk pemasaran di wilayah lokal masih di sekitar Bandung, sedangkan pasar ekspor ke Asia dan Eropa itu dilakukan melalui eksportir," kata Ketua Lembaga Masyarakat Desa dan Hutan (LMDH) Deni Sopari mengatakan, Kopi Bursel ini telah dikembangkan sejak 2009 oleh 201 petani yang juga warga desa setempat.

Halaman :


Editor : JakaPermana