PAPDI Siap Support Pemkot Tangani Penyakit Degeneratif 

Dalam rangka pertemuan ilmiah tahunan ke XI, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) cabang Bogor menggelar symposium workshop Bogor Update in Internal Medicine 2022 dengan tema "Holistic management of internal medicine in New Era" di IPB Internasional Convention Center (IICC), Kecamatan Bogor Tengah pada Sabtu (24/9/2022) hingga Minggu (25/9/2022). 

PAPDI Siap Support Pemkot Tangani Penyakit Degeneratif 
INILAHKORAN, Bogor - Dalam rangka pertemuan ilmiah tahunan ke XI, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) cabang Bogor menggelar symposium workshop Bogor Update in Internal Medicine 2022 dengan tema "Holistic management of internal medicine in New Era" di IPB Internasional Convention Center (IICC), Kecamatan Bogor Tengah pada Sabtu (24/9/2022) hingga Minggu (25/9/2022). 
Dalam pertemuan ilmiah yang dihadiri Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim ini, diharapkan menghasilkan satu rekomendasi untuk Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dalam penanganan penyakit degeneratif.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan, mudah-mudahan pertemuan ilmiah tahunan PAPDI kali ini bisa memberikan satu rekomendasi bagi semua. Belum lama ini ada penelitian Balitbangkes di Kota Bogor pada empat kelurahan, salah satu ada satu di Kebon Kepala.
"Hasil penelitian 800 dari 2.000 orang di Kebon Kepala yang menjadi objek penelitian menderita penyakit hypertensi, diabetes, jantung dan stroke. Mereka yang diteliti ini ternyata tidak senang makan buah dan sayur. Faktanya mereka juga jarang mengkonsumsi protein," ungkap Dedie.
Dedie melanjutkan, ditemukan fakta juga masyarakat kurang senang berolahraga. Yang membuat miris mereka golongan prasejahtera dan pola hidup tidak sehat. Tetapi pola hidup tidak sehat itu dibiayai oleh negara, Pemkot Bogor menggeluarkan Rp7 miliar perbulan dan dari Provinsi Jawa Barat Rp7 miliar untuk masyarakat Kota Bogor. 
"Jadi Rp14 miliar perbulan untuk membiayai PBI BPJS Kesehatan. Kami mohonkan, barangkali ada solusi pencegahan. Agar pemerintah tidak selalu dibebani untuk penanggulangan penyakit yang regeneratif itu. Mudah-mudahan ada solusi atau rekomendasi dari PAPDI untuk kami di Pemkot Bogor," jelas Dedie.
Sementara itu, Ketua PAPDI Cabang Bogor, Erwanto Budi Winulyo membeberkan, jadi pertemuan ini seharusnya digelar satahun sekali, setelah ada pandemi Covid-19 libur selama dua tahun. Kemarin dicoba online, tetapi kurang hidup suasana diskusinya. Sesuai tema, ini harus dibahas menyeluruh fisik dan psikis. 
"Topik paling banyak dibahas penyakit degeneratif, sejauh ini kan penyakit virus selama dua tahun pandemi Covid-19. Kami usahakan akan membuat kerjasama dan selalu berkomunikasi dengan Dinkes Kota Bogor. Kami juga pastinya mengupgrade dokter spesialis penyakit dalam di Bogor," tuturnya.
"Saya kira tren kurang baik sekarang, dahulu hipertensi umur 40 tahun sekarang usia 30 tahunan sudah ada. Pola hidup berubah dan pola makan juga mungkin tingkat stresnya tinggi. Kami akan coba ubah dan edukasi masyarakat kami akan membantu program pemerintah," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bogor, Ilham Chaidir memaparkan, tuntutan masyarakat ekspektasi tinggi diera baru, jadi harus bisa mengembangkan diri. Kalau tidak, muncul konflik pasien servicenya.
"Faktor utama untuk menghindari hal itu tentu pengembangan diri dari para anggota, dengan adanya pertemuan ilmiah, semoga skil, pengetahuan bertambah dan bisa diikuti semua anggota PAPDI Cabang Bogor. Semoga PAPDI bisa berkontribusi lebih besar bagi masyarakat. Tanggal 9 Oktober juga kami akan ada pertemuan ilmiah, mohon dukungannya," pungkasnya.***


Editor : JakaPermana