Sejumlah Tokoh Garut Diusulkan Jadi Nama Jalan

Dalam upaya membenahi alamat atau ruas jalan di Kabupaten Garut, sekaligus menghargai jasa para tokoh lokal maupun nasional, Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Kabupaten Garut mengusulkan

Sejumlah Tokoh Garut Diusulkan Jadi Nama Jalan
INILAH, Garut – Dalam upaya membenahi alamat atau ruas jalan di Kabupaten Garut, sekaligus menghargai jasa para tokoh lokal maupun nasional, Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Kabupaten Garut mengusulkan 22 nama tokoh diabadikan menjadi nama jalan.
 
Beberapa nama diusulkan sebagai pemberian nama terhadap ruas jalan baru, sebagian lain pengganti nama dari nama jalan lama.
 
Selain penamaan terhadap jalan, terdapat juga tokoh Garut diusulkan diabadikan namanya pada bangunan lain. Seperti Dede Satibi diusulkan sebagai nama Sarana Olahraga (SOR) di Ciateul Tarogong Kidul. Hal itu tak terlepas dari jasa Dede Satibi selaku penggagas pembangunan SOR semasa menjadi Bupati Garut ke-22 (1998-2003).
 
Menurut Ketua TP2GD Kabupaten Garut Ubun Sjachbun, usulan mengabadikan sejumlah nama tokoh Garut menjadi nama jalan maupun lainnya sudah disampaikan pada akhir 2018 kepada Bupati Garut Rudy Gunawan, berdasarkan berbagai kajian.
 
"Selain ada beberapa jalan yang baru dibangun dan belum diberi nama, banyak juga ruas jalan di Garut ini yang membingungkan masyarakat pengguna. Batas ruas jalan yang satu dengan ruas jalan yang lain tak jelas. Makanya perlu ada pembenahan nama jalan," kata Ubun kepada wartawan, Rabu (6/2/2019).
 
Menurut Ubun, banyak masyarakat Garut terutama kalangan generasi muda tak mengenal tokoh daerah yang jasanya begitu besar bagi Garut, bahkan Indonesia. Karenanya, pemberian nama jalan dengan nama tokoh diharapkan menjadi salah satu upaya pengenalan masyarakat. Bukan sekadar diingat dan dicatat penulis sejarah.
 
Di antara para tokoh Garut diusulkan jadi nama jalan adalah Raden Adipati Aria (RAA) Adiwijaya diusulkan mengganti nama Jalan kabupaten yang titik tolaknya dari bangunan Babancong sampai Jalan Cimanuk. RAA Adiwijaya adalah Bupati Garut pertama (1813-1833) sekaligus pendiri Kota Garut.
 
Nama lainnya, Raden Ayu Lasminingrat untuk menggantikan nama Jalan Ranggalawe dari mulai Jalan Kian Santang sampai Jalan Ciledug. Raden Ayu Lasminingrat adalah isteri Bupati Garut ke-4 (1871-1916) RAA Wiratanu Datar VIII, seorang wanita intelektual dan sastrawati pertama di Jawa Barat yang juga pelopor wanita pendidikan di Indonesia.
 
Nama salah seorang tokoh pendiri Muhammadiyah di Garut juga diusulkan diabadikan menjadi nama pengganti Jalan Ciwalen dari mulai Jalan Jenderal Ahmad Yani sampai Jalan Guntur. Dia adalah Haji Muhammad (HM) Jamhari.
 
TP2GD Garut juga mengusulkan dibangunnya kembali patok KM 0 (nol) Kabupaten Garut di depan pintu gerbang kantor BPKAD Garut yang hilang akibat pembangunan trotoar pinggir benteng gedung Pendopo.
 
"Perlu diketahui, peraturan tidak membolehkan mengabadikan nama orang yang masih hidup untuk digunakan nama jalan, bangunan/gedung, atau lainnya. Kita berharap Bupati segera memrosesnya bersama DPRD," kata Ubun.
 
Dia berharap, keputusan atas usulan pemberian atau penggantian nama-nama jalan itu dapat diumumkan dalam momentum peringatan Hari Jadi Garut ke-206 tahun 2019. Selanjutnya, disosialisasikan selama beberapa bulan untuk diresmikan penggunaannya pada 17 Agustus 2019.


Editor : inilahkoran