Warga Korban Banjir Kab Bandung Mulai Bersih-bersih

Banjir  yang terjadi di wilayah Kecamatan Baleendah, Bojongsoang dan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung sebagian mulai surut. Puluhan warga mulai bersih-bersih. 

Warga Korban Banjir Kab Bandung Mulai Bersih-bersih
Banjir di wilayah Kecamatan Baleendah, Bojongsoang dan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung mulai surut
INILAH, Bandung- Banjir  yang terjadi di wilayah Kecamatan Baleendah, Bojongsoang dan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung sebagian mulai surut. Puluhan warga mulai bersih-bersih. 

Mereka mulai membersihkan lumpur di jalan Andir-Katapang yang dilalui kendaraan serta di pemukiman warga.

Berdasarkan pantauan, warga membersihkan jalur jalan Andir-Katapang yang dilewati kendaraan roda dua dan empat. Serta gorong-gorong disekitarnya. 

Sementara itu, di beberapa titik genangan banjir masih ada dengan ketinggian mencapai mata kaki orang dewasa. Hal itu membuat kendaraan harus lebih
berhati-hati.

Asep (42), salah seorang warga Andir mengatakan,  warga mulai membersihkan lumpur di Jalan Andir-Katapang yang dilalui kendaraan umum dan gorong-gorong. Menurutnya, Senin (11/3) malam banjir sempat naik namun hanya masuk ke sebagian jalan raya tersebut.

"Penyemprotan jalan dan gorong-gorong agar lumpurnya enggak mengganggu jalan. Saluran ke Citarumnya kalau tidak disemprot, genangan dari pemukiman tidak akan keluar," kata saat ditemui di Jalan Andir-Katapang, Selasa (12/3/2019).

Asep menjelaskan,  pada Senin (11/3) malam pengendara yang melintas jalur tersebut sempat jatuh. Akibat jalan yang licin karena lumpur. Oleh karena itu, pihaknya mendahulukan pembersihan jalan raya yang dilalui kendaraan. 

Sebenarnya, pembersihan jalan dari lumpur ini pernah dilakukan juga tiga pekan lalu, namun karena hujan deras terjadi lagi dan membuat akses jalan tersebut terendam banjir kembali.

Asep menambahkan, jumlah pompa yang dimiliki warga masih terbatas. Sehingga warga yang hendak bersih-bersih harus menunggu terlebih dahulu pompa yang tengah dipakai. Adapun cangkul dan sekop milik warga berasal dari pemberian instansi tahun 2018 kemarin.

"Kami  kekurangan alat. Di  RT lain kalau mau pakai pompa harus nunggu. Kita sudah koordinasi dengan BPBD soal alat tapi mungkin perlu waktu," ujarnya.

Asep mengatakan, kerja bakti pembersihan sisa lumpur dilakukan di Kampung Ciputat, Muara dan Kampung Cibadak di RW 07, RW 13, RW 05, RW 06.

Menurutnya, pembersihan kali ini dilakukan pertama kali sebab banjir sudah surut. Ia mengatakan, kegiatan bersih-bersih kemungkinan dilakukan beberapa hari ke depan.

Kepala BPBD Kabupaten Bandung Akhmad Djohara mengatakan, pada hari ke empat masa tanggap darurat bencana banjir Kabupaten Bandung, air di permukiman warga dan di sejumlah jalan mulai surut. 

"Air memang mulai surut, tapi itu bukan berarti selesai.  Justru ada beberapa pekerjaan yang harus dituntaskan. Kami ingin membantu beban warga terdampak banjir dengan membersihkan lingkungan yang terkena banjir baik itu dari lumpur maupun sampah," katanya.

Selain melibatkan semua unsur anggota BPBD, opsih ini juga melibatkan tim gabungan lain seperti TNI, Polri, Dinas Pemadam Kebakaran, Satpol PP, Dinas Kesehatan, Dinas PUPR, relawan termasuk warga setempat.

"Semua turun bahu membahu membantu warga. Kira-kira ada 200 tim gabungan, yang tersebar di tiga titik. Di Kelurahan Andir Baleendah, di Bojongasih Dayeuhkolot dan di Cijagra Bojongsoang," ujarnya.

Akhmad melanjutkan, kegiatan ini akan berlangsung 2-3 hari kedepan sampai masa tanggap darurat bencana banjir ini selesai. Itupun jika tidak ada kenaikan air atau luapan air dari Sungai Citarum yang menyebabkan banjir.

"Kami membutuhkan mesin sedot dan mesin untuk menyemprot air (Damkar) untuk membersihkan lumpu di jalur jalan raya, di gang-gang maupun di rumah warga agar cepat selesai," katanya.

Menurutnya ketebalan lumpur akibat banjir ini variatif mulai dari 10 sentimeter sampai 30 sentimeter. Lumpur ini memenuhi rumah warga dan jalur jalan raya sehingga mengganggu pengendara.

Akhmad melanjutkan, meski saat ini banjir mulai surut, namun pihaknya tetap waspada. Karena diperkirakan curah hujan tinggi masih akan terjadi beberapa hari kedepan.

"Pada 6 Maret kemarin adalah puncak hujan tertinggi. Kemudian BMKG juga memperkirakan 10 hari kedepan akan ada curah hujan cukup tinggi. Jadi kita semua harus tetap waspada," kata Akhmad.

Dikatakan Akhmad, meski beberapa hari ini banjir yang merendam jalan dan ribuan rumah  warga mulai surut. BPBD tetap mewaspadai meluapnya Sungai Citarum dan menyebabkan banjir lagi.  "Artinya masih berpotensi terjadi banjir kembali," ujarnya.

Oleh karena itu masih banyak pengungsi yang bertahan di sejumlah pengungsian. Dan mulai hari ini tim gabungan BPBD mulai membersihkan material lumpur di jalan dan permukiman warga sisa banjir kemarin.

"Sampai lumpur bersih warga akan mulai pulang ke rumah masing-masing, makanya kita bantu beban mereka dengan opsih. Pembersihan paling 2-3 hari ke depan, kalau tidak ada kenaikan air lagi," ungkapnya.

Pascaditetapkannya status tanggap darurat bencana banjir pada Jumat (8/3/2019) lalu pihak pemerintah melalui BPBD mulai medirikan Dapur umum untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi. Masa tanggap darurat ini ditetapkan hingga tujuh hari ke depan.

"Jika ada kenaikan air dan hujan deras lagi kami akan meminta pertimbangan dari semua instansi terkait untuk diadakan masa perpanjangan waktu masa tanggap darurat," katanya.


Editor : inilahkoran