Wisatawan di Kabupaten Bandung Terganggu Razia Ilegal Oknum Satpol PP

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bandung, menyesalkan masih adanya razia ilegal yang dilakukan oknum Satpol PP dan oknum Kepolisian. 

Wisatawan di Kabupaten Bandung Terganggu Razia Ilegal Oknum Satpol PP
Ketua PHRI Kabupaten Bandung, Use Juhaya
INILAH, Bandung- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bandung, menyesalkan masih adanya razia ilegal yang dilakukan oknum Satpol PP dan oknum Kepolisian. 
 
Razia ilegal dianggap menganggu kenyamanan dan ketenangan para pengunjung hotel dan penginapan. Padahal mereka adalah wisatawan yang membelanjakan uangnya di Kabupaten Bandung.
 
"Oknum Satpol PP, Polisi gerebek hotel tanpa izin. Kalau dilakukan resmi kami juga tidak masalah, karena Bandung (Kab Bandung) ini agamis saya dukung tapi dengan cara yang benar," kata Ketua PHRI Kabupaten Bandung, Use Juhaya di Soreang, Selasa (15/1).
 
Selain kendala tersebut, kata Use, akses jalan dan perizinan juga masih menjadi kendala bagi para pelaku usaha jasa wisata di Kabupaten Bandung, khususnya di kawasan Bandung Selatan. 
 
Terutama akses jalan dari Soreang menuju Ciwidey yang lebarnya belum memadai. Sehingga ketika musim libur kemacetan lalu lintas dijalur tersebut bisa terjadi hingga belasan jam. Kemudian juga perizinan usaha yang masih lambat juga menghambat investasi sektor pariwisata.
 
"Kalau destinasi saya rasa sudah bagus bagus yah, termasuk di Soreangnya sekarang sudah rame. Tapi infrastruktur jalan ke atasnya yang masih jadi kendala, apalagi kemarin itu ada proyek SPAM Gambung di tepi jalan disana, wisatawan yang mau keatas bisa belasan jam kejebak macetnya disana,"ujarnya. 
 
Use melanjutkan, dampak positif hadirnya Jalan Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja) memang dirasakan oleh para pelaku usaha pariwisata di Kabupaten Bandung. Hal ini sangat terasa pada sektor usaha kuliner yang mengalami peningkatan cukup lumayan. 
 
Namun hal ini berbanding terbalik dengan usaha hotel dan penginapan yang justru mengalami pemurunan sekitar 30 persen.
 
"Sekarang ada jalan tol, wisatawan dari Paster ke Soreang bisa ditempuh dengan waktu 10 menit. Sehingga, banyak yang wisata kesini tapi
menginapnya di Kota Bandung. Karena di Kota Bandung semua hiburan dan kuliner lengkap, kalau disini malam malam mau apa," ujarnya. 
 
Dikatakan Use, kebanyakan hotel di Kabupaten Bandung adalah penginapan. Sedangkan hotel berbintangnya hanya ada sekitar empat buah saja, selebihnya masih berupa penginapan biasa. 
 
Namun dengan tingginya tingkat kunjungan wisatawan ke daerah ini sebagai potensi investasi dibidang perhotelan yang masih terbuka luas peluangnya.
 
"Peluang investasi perhotelan masih sangat luas. Tapi saya sarankan konsepnya jangan bersaing dengan Kota Bandung yang modern dan menjual kemewahan, lebih baik yang alami dan tradisional untuk memikat wisatawan,"katanya. 


Editor : inilahkoran